cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Syi'ir Tanpo Wathon, Pencipta dan Pelantun Sebenarnya (2)

Syiir Tanpo Wathon’ yang sebagian kalangan meyakini diciptakan dan dilantunkan oleh Gus Dur, ternyata diciptakan dan dilantunkan oleh KH Mohammad Nizam As-shofa. 

Beliau yang biasa dikenal dengan Gus Nizam adalah pengasuh Pesantren Darul Shofa wal Wafa Desa Tanggul Simoketawang, Kecamatan Wonoayu Krian Sidoarjo. Gus Nizam merupakan cucu dari guru mursyid tarekat (almarhum) Hadhratus as-Syaikh al-Mukarram KH. Sahlan Thalib, Krian, Sidoarjo.

Mungkin orang akan terkejut ketika bertemu langsung dengan KH Mohammad Nizam As-shofa yang akrab dipanggil Gus Nizam ini. Suara berat yang menandakan usia orang yang sudah sepuh yang terdengar di masjid-masjid selama ini, tidak demikian dengan Gus Nizam. Dari sisi usia jauh di bawah Gus Dur yang diyakini orang sebagai suara dalam Syiir Tanpo Wathon.

Mungkin orang baru akan percaya ketika berbicara dan mendengar langsung suara beliau, suara Gus Nizam memang sangat mirip dengan suara Gus Dur.

Gus Nizam sendiri menyatakan, bila syi'ir yang ia sebut Syi'ir Tanpa Wathon sudah diciptakan sejak tahun 2004. Saat itu beliau mulai senang menyendiri di kamar, menggandrungi kesenian wayang sambil belajar bahasa Jawa. Sejak itulah syiir berbahasa Jawa Kawi ini selalu dibaca ribuan para jamaahnya usai pengajian, yang rutin dilaksanakan setiap hari Rabu malam, hingga sekarang.

Gus Nizam Tak Keberatan Disebut Syiir Gus Dur

Disinggung tentang kepopuleran syiir yang oleh sebagian orang dikatakan sebagai karya dan suara Gus Dur, Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini mengaku tidak mempermasalahkan. Malah, beliau bersyukur bila Syiir yang diciptakannya itu menjadi lebih didengar banyak  masyarakat. 

"Kalau memang dengan sebutan Syiir Gus Dur masyarakat luas bisa mendengar. Maka saya malah bersyukur dan tidak mempermasalahkannya. Toh tujuannya sama, demi syiar Islam," tegasnya sambil memberikan pada wartawan koran HARIAN BANGSA.

CD asli Syiir Tanpo Wathon sebagai bukti. Dalam CD yang berisi 8 pujian itu Syiir Tanpo Wathon justru berada pada nomor dua. Seluruh pujian dalam CD itu dibawakan sendiri oleh Gus Nizam bersama para santri dan jamaahnya. Hanya Syiir Tanpo Wathon yang menggunakan bahasa Jawa, 7 lainnya berbahasa Arab.

Sebenarnya Gus Nizam tidak terlalu mempermalahkan jika syiiran itu diakui pihak lain. Dorongan justru datang dari para jamaahnya. Para pengurus dan jamaah, akhirnya mengukuhkan Syiir Tanpa Wathon itu ke Dirjen Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai bukti Hak Cipta.

"Sebenarnya saya sendiri tidak keberataan bila ada pihak-pihak yang ingin mengakuinya. Tapi pengurus dan jamaah lah yang justru mendaftarkan hak ciptanya, sejak Mei lalu, dan sekarang masih dalam proses," tambahnya sambil menunjukkan surat permohonan HKI.
 
“Jika ada pihak-pihak yang ingin mengakui syiir, silahkan," tuturnya, sembari mengucapkan kata-kata guyonan khas Gus Dur, 'Gitu aja kok repot'.

Berikut teks Syiir Tanpo Wathon dan terjemahan bebasnya dalam bahasa Indonesia:

Syiir Tanpo Wathon (Syair Tanpa Judul)

Ngawiti ingsun nglaras syi’iran (aku memulai menembangkan syi’ir)
Kelawan muji maring Pengeran (dengan memuji kepada Tuhan)
Kang paring rohmat lan kenikmatan (yang memberi rohmat dan kenikmatan)
Rino wengine tanpo pitungan 2X (siang dan malamnya tanpa terhitung)

Duh bolo konco priyo wanito (wahai para teman pria dan wanita)
Ojo mung ngaji syareat bloko (jangan hanya belajar syari’at saja)
Gur pinter ndongeng nulis lan moco (hanya pandai bicara, menulis dan membaca)
Tembe mburine bakal sengsoro 2X (esok hari bakal sengsara)

Akeh kang apal Qur’an Haditse (banyak yang hapal Qur’an dan Haditsnya)
Seneng ngafirke marang liyane (senang mengkafirkan kepada orang lain)
Kafire dewe dak digatekke (kafirnya sendiri tak dihiraukan)
Yen isih kotor ati akale 2X (jika masih kotor hati dan akalnya)

Gampang kabujuk nafsu angkoro (gampang terbujuk nafsu angkara)
Ing pepaese gebyare ndunyo (dalam hiasan gemerlapnya dunia)
Iri lan meri sugihe tonggo (iri dan dengki kekayaan tetangga)
Mulo atine peteng lan nisto 2X (maka hatinya gelap dan nista)

Ayo sedulur jo nglaleake (ayo saudara jangan melupakan)
Wajibe ngaji sak pranatane (wajibnya mengkaji lengkap dengan aturannya)
Nggo ngandelake iman tauhide (untuk mempertebal iman tauhidnya)
Baguse sangu mulyo matine 2X (bagusnya bekal mulia matinya)

Kang aran sholeh bagus atine (Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya)
Kerono mapan seri ngelmune (karena mapan lengkap ilmunya)
Laku thoriqot lan ma’rifate (menjalankan tarekat dan ma’rifatnya)
Ugo haqiqot manjing rasane 2 X (juga hakikat meresap rasanya)

Al Qur’an qodim wahyu minulyo (Al Qur’an qodim wahyu mulia)
Tanpo tinulis biso diwoco (tanpa ditulis bisa dibaca)
Iku wejangan guru waskito (itulah petuah guru mumpuni)
Den tancepake ing jero dodo 2X (ditancapkan di dalam dada)

Kumantil ati lan pikiran (menempel di hati dan pikiran)
Mrasuk ing badan kabeh jeroan (merasuk dalam badan dan seluruh hati)
Mu’jizat Rosul dadi pedoman (mukjizat Rosul(Al-Qur’an) jadi pedoman)
Minongko dalan manjinge iman 2 X (sebagai sarana jalan masuknya iman)


Kelawan Alloh Kang Moho Suci (Kepada Alloh Yang Maha Suci)
Kudu rangkulan rino lan wengi (harus mendekatkan diri siang dan malam)
Ditirakati diriyadohi (diusahakan dengan sungguh-sungguh secara ihlas)
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X (dzikir dan suluk jangan sampai lupa)

Uripe ayem rumongso aman (hidupnya tentram merasa aman)
Dununge roso tondo yen iman (mantabnya rasa tandanya beriman)
Sabar narimo najan pas-pasan (sabar menerima meski hidupnya pas-pasan)
Kabeh tinakdir saking Pengeran 2X (semua itu adalah takdir dari Tuhan)

Kelawan konco dulur lan tonggo (terhadap teman, saudara dan tetangga)
Kang podho rukun ojo dursilo (yang rukunlah jangan bertengkar)
Iku sunahe Rosul kang mulyo (itu sunnahnya Rosul yang mulia)
Nabi Muhammad panutan kito 2x (Nabi Muhammad tauladan kita)

Ayo nglakoni sakabehane (ayo jalani semuanya)
Alloh kang bakal ngangkat drajate (Allah yang akan mengangkat derajatnya)
Senajan asor toto dhohire (Walaupun rendah tampilan dhohirnya)
Ananging mulyo maqom drajate 2X (namun mulia maqam derajatnya di sisi Allah)

Lamun palastro ing pungkasane (ketika ajal telah datang di akhir hayatnya)
Ora kesasar roh lan sukmane (tidak tersesat roh dan sukmanya)
Den gadang Alloh swargo manggone (dirindukan Allah surga tempatnya)
Utuh mayite ugo ulese 2X (utuh jasadnya juga kain kafannya)

Sumber : Koran Harianbangsa, Emka.web.id
close