cfFp0twC8a3yW2yPPC8wDumW5SuwcdlZsJFakior
Bookmark

Pertobatan Shelley Lubben, Mantan Bintang Film Porno

Industri pornografi Amerika Serikat memiliki ’musuh’ tangguh. Dialah Shelley Lubben (44), Wanita asal California, Amerika Serikat (AS) yang awalnya tak lebih dari perempuan jalang, pemabuk, pengguna narkoba, sexy dancer, PSK, dan bintang film porno.

Namun dunia hitam yang sudah digeluti sejak 2002 lalu tidak membuatnya bahagia. Sebaliknya, dia merasa sebagai wanita paling menderita. Melalui proses panjang, dia sadar dan kini berbalik arah memerangi pornografi di AS.

Bersama suaminya, Garret, Shelley mendirikan Pink Cross Foundation pada 24 Januari 2008. Yayasan ini bertujuan mulia memerangi pornografi di Amerika Serikat, bahkan seluruh dunia. Dia menawarkan dukungan secara emosi, finansial, dan transisi bagi mereka yang ingin keluar dari industri pornografi. Shelley juga ingin menolong mereka yang berjuang menolak pornografi dan korban-korban lain industri pornografi.

Shelley memperjuangkan misinya lewat berbagai cara. Mulai dari testimoni, seminar, hingga website. Dia telah bepergian ke berbagai negara dan berbicara tentang dampak negatif dari pornografi dan mengajak orang-orang untuk berhenti dari industri pornografi. Dia juga menginspirasi mereka untuk menjalani kehidupan indah yang sudah diberikan Tuhan.

Frustrasi
Shelley merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Masa kecil Shelley begitu bahagia. Sampai dia berumur 8 tahun, kehidupan religius begitu melekat pada dirinya dan keluarga. Selain agamis, Shelley juga kreatif. Saat usianya 6 tahun, Shelley sudah bisa menulis, menyutradarai, memproduseri, dan membintangi sebuah drama di sekolah. Sayang orangtuanya tidak menangkap bakat terpendam itu. Hal ini membuat Shelley frustrasi. Kehidupannya berubah drastis sejak Shelley berumur 9 tahun. Saat itu, keluarganya pindah dari daerah di bagian selatan California ke Glendora, California. Mau tidak mau, dia harus meninggalkan teman-temannya. Dia juga tidak lagi aktif ke gereja.

”Hubunganku dan orangtuaku juga memburuk. Kami lebih sering menghabiskan waktu di depan televisi. Ibuku selalu mengatakan bahwa televisi merupakan pengasuh anak yang terbaik,” tutur Shelley.

Sejak usianya 9 tahun, dia sudah mengalami pelecehan seksual oleh pria dan wanita sampai sebelum usianya menginjak 18 tahun. Masa remaja Shelley dihabiskan untuk mencari cinta dari laki-laki, alkohol, dan narkoba. Orangtua Shelley bukannya tidak mengetahui perbuatan putri mereka. Namun, mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikannya. Puncaknya orangtua Shelley mengusirnya dari rumah karena sudah tidak tahan dengan kelakuan Shelley.

Shelley begitu sakit hati dengan pengusiran itu. Tanpa uang dan makanan, Shelley terdampar di San Fernando Valley, California. Di tempat itulah Shelley mulai terjun ke dunia prostitusi dan pornografi. Awalnya menyenangkan bagi Shelley. Pelanggan-pelanggannya memberikan apa saja. Namun, lama-lama hal itu seperti perbudakan baginya. Dia tidak boleh menolak permintaan para tamu. Jika dia menolaknya, mereka mengancam akan membunuhnya. Hidupnya sudah tak lagi tenang. Hal itu membuat kehidupan prostitusi semakin buruk saja bagi Shelley.

Di tengah kesedihan itu, Shelley mulai memasuki industri pornografi. Di sini Shelley merasa bisa mendapatkan banyak uang secara cepat dan terlihat lebih aman dan legal daripada prostitusi. Shelley pun harus menghadapi risiko lain, seperti terinfeksi AIDS dan penyakit menular seksual (PMS) lainnya. Ketika menerima hasil tes yang menyatakan dirinya positif mengidap herpes, Shelley ingin mengakhiri hidupnya karena rasa sakit yang tak tertahankan. Shelley pun meninggalkan industri pornografi, tetapi kembali ke prostitusi untuk bertahan hidup.

Menikah
Di tahun 1994, Shelley bertemu Garret, laki-laki berumur 22 tahun yang begitu polos dibanding dirinya yang berusia 26 tahun. Awalnya Shelley menghindarinya karena dia tidak ingin menjalin hubungan normal dengan laki-laki manapun. Namun, Garret dan Shelley sering bertemu dan mereka menjadi dekat. Shelley pun mulai membuka diri termasuk trauma-traumanya. Shelley tidak pernah menyembunyikan kenyataan kalau dia terlibat dalam industri pornografi dan prostitusi. Garret sedih, namun dia tetap menerima Shelley. Setahun setelah perkenalan mereka, tepatnya di hari Valentine, mereka menikah.

Semula kehidupan pernikahan mereka tidak berjalan lancar. Garret kehilangan pekerjaannya karena dia ketahuan memakai Narkoba saat bekerja. Namun, untungnya Tuhan berkehendak lain. Garret bergabung dengan Angkatan Darat (AD) AS. Begitu keluar dari pelatihan dasar, Garret menjadi pria baru. Dia sudah bebas dari Narkoba dan sedang dalam perjalanan menuju basis militer di Fort Lewis, Washington.

Shelley pun hamil dan melahirkan Teresa di tahun 1997. Masalahnya setiap kali punya anak, Shelley teringat akan orangtua dan orang-orang yang telah menyakitinya. ”Tuhan membiarkanku merasakan kesakitan yang begitu dalam agar bisa menyembuhkanku, tetapi aku tak mampu mengatasi rasa sakit itu. Aku pun kembali ke alkohol,” kata Shelley.

Ketika diperiksa klinik kesehatan mental milik AD, Shelley didiagnosis mengalami gangguan bipolar, gangguan pengendali impulsif, ketergantungan alkohol, gangguan depresi, dan gangguan stres pascatrauma. Selain itu, Shelley juga didiagnosis terkena kanker serviks stadium awal dan disarankan untuk operasi. ”Konsekuensi keterlibatanku pada industri pornografi sedang mengintaiku. Rasanya aku ingin menyerah saja. Tak ada yang bisa kulakukan,” kata Shelley.

Namun, Tuhan menyelamatkan Shelley. Tuhan membimbing Shelley ke sebuah gereja yang disebut Champion Centre di Tahoma, Washington. ”Aku diajarkan menjalani kehidupan dan menyelesaikan semuanya. Bersama Tuhan, aku mendapatkan pengampunan penuh atas segala dosaku dan kesempatan untuk menjadi orang baru tanpa harus menjadi sempurna terlebih dahulu,” katanya.

Perlahan nasib Shelley mulai membaik. Saat melakukan tes ulang atas herpes yang dideritanya, hasil tesnya menjadi negatif. Dokter juga berhasil mengoperasi kanker serviksnya. ”Tuhan juga menyembuhkan feminitas dan seksualitasku. Setelah melakukan prostitusi dan menjadi bintang porno, aku kehilangan kemampuan untuk berfungsi secara seksual. Kenyataan bahwa aku bisa menikmati hubungan seksual dengan sehat merupakan keajaiban bagiku,” ujarnya.

Sumber: nyata.co.id
close